Monday, October 24, 2011

APRESIASI TERHADAP KARYA SENIMAN


TUGAS INDIVIDU
KLIPPING
APRESIASI TERHADAP KARYA SENIMAN





OLEH :
NAMA        : ANDI DEVI OKTAVIANI
KELAS       : XI IPA 1
NIS            : 14854
NO. URUT  : 6

SMA NEGERI 1 WATAMPONE
TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Dalam rangka memberikan wadah bagi seniman perempuan Indonesia untuk menampilkan hasil karya mereka, SariWangi melalui SariWangi Gold Selection, menggelar 'Sari Wangi Art Appreciation Day'.
Apresiasi ini dipersembahkan untuk seniman perempuan yang penuh talenta dan berdedikasi. Acara yang di gelar di hotel Nikko, Sabtu sore (20/6) ini sekaligus dalam rangka peluncuran teh premium andalan PT. Unilever Indonesia.

PT Pembangunan Jaya Ancol mengirimkan 15 perwakilan seniman ke New York, Amerika Serikat (AS) pada Maret 2011 mendatang sebagai bentuk apresiasi terhadap seniman-seniman Indonesia. Selain menggelar pameran lukisan, hasil karya seniman itu nantinya juga akan dijual di negeri Paman Sam tersebut.


Untuk mengenang sekaligus memberi penghormatan kepada almarhum Nur Kholis sebagai seniman serta pecinta motor klasik, para seniman Jogja menyelenggarakan pameran bertajuk “The Art of Motorcycle:Tribute to Nur Kholis” di Taman Budaya Yogyakarta, Kamis-Selasa (18-23/8).
Sesuai dengan tajuk pameran, dalam pameran ini dipamerkan dua jenis karya seni yaitu motor klasik dan seni rupa.

Sebanyak 300 karya seni seperti, lukisan, kaligrafi dan seni pahat karya seniman Cina dan Indonesia dipamerkan di Galangan Resto VOC, Jalan Kakap Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (23/2). Rencananya, hasil penjualan pameran ini akan digunakan untuk kegiatan sosial.
Ketua Panitia, Andi Chang, mengatakan, kegiatan ini diselenggarakan Lembaga Kerjasama Ekonomi Sosial Budaya Indonesia-Cina. Dari hasil penjualan karya seni ini, sebanyak 60 persen diperuntukan bagi para seniman dan 40 persen sisanya disumbangkan untuk kegiatan sosial.


Seniman lukis asal Surabaya, Jansen Jasien, sukses menggelar pameran tunggal sketsa di Singapura. Pameran tunggal kelima Jansen ini berlangsung unik sebagai terobosan apresiasi seniman Indonesia untuk merebut apresiasi internasional.

Selama empat hari (15-17 Januari 2011), dalam pameran perdana di luar negeri ini, Jansen memboyong 21 karya sketsanya untuk diapresiasikan di puluhan ruang publik, pendidikan, bisnis, dan ruang privat di Singapura. Pameran tersebut bertajuk pameran bertajuk "Sketch Invasion".

Apresiasi masyarakat seni di Yogjakarta terhadap pameran lukisan lima perupa asal Komunitas Selatan Jakarta cukup tinggi.

"Pameran yang berlangsung  di Posnya Seni Godod, Yogyakarta selalu dikunjungi pecinta seni lukis terutama kalangan mahasiswa karena tampilan karya yang sedikit beda," kata Godod Sutejo, pemilik gallery Posnya Seni Godod, hari ini.
Komunitas Selatan Jakarta terdiri dari lima pelukis muda yaitu Alief, Aziz Alquasis, Aceu Apristawijaya, Sigit Seta dan Heri Hito. Pameran yang dibuka pada 1 Oktober lalu akan berakhir Senin, 10 Oktober 2011.
Pelukis terkemuka  dari tiga generasi, Arie Smith, Men Sagan dan Zulfa Hendra menyelenggarakan pameran bersama di Elcanna Fine Arts 13 sampai 22 Oktober 2011.

Tak bisa dipungkiri, pelukis asal Belanda yang sejak tahun 1956 tinggal di Sanggingan, Ubud, Bali Arie Smith, namanya memang telah melegenda. Karya-karyanya terus diburu para kolektor seni rupa sebagai apresiasinya di bidang seni selama 55 tahun.

Pelukis Agus YK Priyono menyelenggarakan pameran tunggal dengan tema "Message from Heaven" di The Ritz -Carlton Hotel dengan memajang 30 karya terbarunya.

Pameran yang  diresmikan oleh Presiden Direktur  Ciputra Artpreneur Center, Rina Ciputra sebagai apresiasi terhadap karya-karya Agus YK Priyono ini dibuka untuk umum mulai 13 Oktober 2011 sampai 9 November 2011.  
Affandi memang hanyalah salah satu pelukis besar Indonesia bersama pelukis besar lainnya seperti Raden Saleh, Basuki Abdullah dan lain-lain. Namun karena berbagai kelebihan dan keistimewaan karya-karyanya, para pengagumnya sampai menganugerahinya berbagai sebutan dan julukan membanggakan antara lain seperti julukan Pelukis Ekspressionis Baru Indonesia bahkan julukan Maestro. Adalah Koran International Herald Tribune yang menjulukinya sebagai Pelukis Ekspressionis Baru Indonesia, sementara di Florence, Italia dia telah diberi gelar Grand Maestro.
Berbagai penghargaan dan apresiasi bagaikan membanjiri perjalanan hidup dari pria yang hampir seluruh hidupnya tercurah pada dunia seni lukis ini. Di antaranya, pada tahun 1977 ia mendapat Hadiah Perdamaian dari International Dag Hammershjoeld. Bahkan Komite Pusat Diplomatic Academy of Peace PAX MUNDI di Castelo San Marzano, Florence, Italia pun mengangkatnya menjadi anggota Akademi Hak-Hak Azasi Manusia.
Dari dalam negeri sendiri, tidak kalah banyak penghargaan yang telah diterimanya, di antaranya, penghargaan "Bintang Jasa Utama" yang dianugrahkan Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1978. Dan sejak 1986 ia juga diangkat menjadi Anggota Dewan Penyantun ISI (Institut Seni Indonesia) di Yogyakarta. Bahkan seorang Penyair Angkatan 45 sebesar Chairil Anwar pun pernah menghadiahkannya sebuah sajak yang khusus untuknya yang berjudul "Kepada Pelukis Affandi".


Galeri 678 menyelenggarakan pameran bertema “Art in Blue” sebagai apresiasi kepada enam pelukis dari Yogyakarta dan Bali yang dibuka untuk umum mulai 13 Oktober 2011 sampai Sabtu 24 September  sampai 3 oktober.
Seniman yang memajang karya lukisnya dalam pameran ini adalah I Dewa Made Sugita, Kan Kulak, Dewa Gede Ardhana, Mark Talib, Nanang  dan Irwan Wijayanto. Pameran seni lukis ini mematok harga Rp 15 juta-Rp 130 juta.
Ketua penyelenggara pameran, Agus Bastian, mengatakan bahwa pameran ini diresmikan oleh Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum  yang merupakan bagian dari perayaan HUT Partai Demokrat yang ke-10 yang jatuh pada 9 September.

Pemerintah Jerman baru saja sukses menggelar pameran lukisan karya maestro Indonesia, Raden Saleh, di kota Dresden. Banyaknya pengunjung di pameran ini menunjukkan bahwa apresiasi masyarakat Jerman sangat besar terhadap pelukis kelahiran Semarang tersebut.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Goethe Institute, Franz-Xavier Augustin, di Jakarta, Kamis 22 September 2011. Dia mengatakan bahwa pemerintah Jerman memajang 15 lukisan Raden Saleh di sebuah pameran di Dresden sejak 22 Mei hingga 11 September 2011. Pameran ini, ujarnya, selalu ramai pengunjung.
Menandai perjalanan berkeseniannya selama 25 tahun, pelukis Nunung Bakhtiar (59) saat ini sedang menggelar pameran tunggal di Hotel Mercure-Grand Mirama Surabaya. Ibu dua anak ini menjadikan pameran tunggal ini sebagai ajang untuk berterima kasih kepada masyarakat, khususnya para kolektor, yang telah mengapresiasi karya-karyanya.

Nah, di sela kesibukannya melayani pertanyaan pengunjung, Nunung Bakhtiar bersedia menerima Radar Surabaya untuk sebuah wawancara khusus. Pelukis yang murah senyum ini bicara panjang lebar tentang perjalanan karier, pengalaman berpameran di luar negeri, hingga dahsyatnya the power of mind and the power of positive thinking. Tuturan Nunung Bakhtiar sarat dengan motivasi, layaknya motivator kawakan.
Sekitar 100 buah karya lukis dari berbagai daerah di Indonesia, ditampilkan pada pameran “Seni Lukis Jejak Anak Nusantara” di Manado, Sulawesi Utara (Sulut) yang akan berlangsung dari 29 Maret-3 April. Pemrakarsa pameran, Johanis Saul, di Manado, Senin mengatakan, karya lukisan tersebut berasal dari 15 daerah di Indonesia, diantaranya Bali, Yogyakarta, Balikpapan, Jakarta, Papua, Sulawesi Tengah dan Sulut
Johanis Saul mengatakan, pameran ini akan berdampak positif bagi perkembangan apresiasi masyarakat terhadap seni lukis di daerah itu.

Sebagai bentuk rasa terima kasih atas pengapresiasian karyanya di Indonesia, pelukis Ton Aartsen mengadakan pameran lukisan di Galeri Nasional Jakarta yang dibuka pada hari jum’at (17/9). Pameran tersebuat bertemakan EXTINCTION yang berarti punah. Sebuah keprihatinan akan kepunahan alam semesta yang diungkapkan oleh seorang seniman Lukis yang memadukan karya foto dengan lukisan yang menggambarkan berbagai macam ungkapan dari kepunahan yang akan terjadi nanti, esok atau saat ini.
Inilah salah satu pameran perpaduan Lukisan dan Foto yang dimana seorang seniman bisa berperan aktif dan peduli akan kondisi perubahan iklim sekarang ini, dimana semua individu sebenarnya sangat berperan dalam segala hal yang bisa memicu perubahan iklim saat ini. Pesan yang disampaikan di kalimat pembuka pameran sangatlah jelas, apa yang biasa dipakai dan digunakan manusia saat ini, kadang tidak memperhatikan apa dampaknya dan akibatnya, atau bahkan tidak peduli bagaimana barang itu bisa ada dan dari apa barang itu dibuatnya. Karena manusia saat ini lebih banyak yang menjadi konsumen yang hanya mengetahui barang itu ada dan bisa dibeli. Mungkin kini saatnya kita bisa berpikir bersama untuk lebih peduli dari hal sekecil apapun yang dipakai oleh kita untuk membantu mencegah keadaan yang lebih parah dari apa yang kita bayangkan.

Apresiasi Raja Kraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X terhadap seni lukis ternyata cukup besar. Terbukti ia sempat berkunjung di TBY di Jl Sriwedani Yogyakarta, Selasa (24/11/2009). Disana tengah diadakan pameran lukisan yang bertajuk “Pameran Lukisan Srati Kebo”  oleh salah seorang pelukis bernama Sapto Raharjo alias Romo Sapto.


The Japan Foundation kembali bekerjasama dengan The Jakarta Japan Club dalam menyelenggarakan Pameran Lukisan Anak-Anak Indonesia Jepang sebagai bentuk apresiasi terhadap anak-anak Indonesia dan Jepang yang berbakat dalam seni lukis. Pameran ke 14 kali ini mempunyai tema “selamatkan Bumiku”, di dalam Press Release yang diberikan oleh The Japan Foundation, dengan tema tersebut diharapkan kita dapat melihat cara pandang anak-anak mengenal keadan bumi saat ini dan ide apa saja yang ada dibenak mereka untuk menyelamatkan bumi dari kerusakannya.
Sebanyak 20 lukisan bejejer di Graha Wisata, Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur. Lukisan-lukisan tersebut adalah sepuluh karya pelukis Surabaya dan Sidoarjo yang mendapatkan apresiasi serta penghargaan dari Disbudpar Jatim.
Pameran ini digelar pada 24 Februari hingga 27 Februari 2009. Pameran lukisan bertajuk New Lighting 2009 ini merupakan kegiatan seni pertama yang diselenggarakan setelah bidang kebudayaan di bawah Dinas Pendidikan kini digabung dengan Dinas Pariwisata menjadi Disbudpar.
Pameran tunggal patung Djoni Basri sebagai bentuk apresiasi Pemerintah Yogyakarta terhadap karya-karya pematung jebolan ISI Yogyakarta tersebut akan berlangsung sampai 13 Desember mendatang.
Pameran tunggal patung Djoni Basri digelar di Galeri Cipta II, di Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
E-motion, begitulah nama pameran itu, yang menurut catatan Hardiman, salah satu Kurator ialah diniatkan untuk memperlihatkan kualitas emosi pada karya seni. Dua belas seniman yang mendapatkan apresiasi penuh dari Pemerintah DKI Jakarta terlibat dalam perhelatan ialah: Ay tjoe Christine, Daniel Kojo, Diyanto, Entang Wiharso, Hanafi, Ibrahim, Krisna Murti, N yoman Erawan, Ruth Frisch Dealy, Teguh Ostenrik, Tisna Sanjaya, dan Yani M. Sastranegara.
Hadir dalam pameran itu Sapardi Djoko Damono, penyair dan sastrawan sekaligus guru besar Sastra Indonesia Universtas Indonesia dan Goenawan Mohammad, mantan pemred Tempo yang kini aktif mengurusu Jurnal Kebudayaan Kalam.Pameran tersebut sebenarnya digelar untuk menyambut hari jadi ke-5 majalah Visual Art, majalah yang mengkhususkan diri pada artikel seni rupa. Menurut Yusuf Susilo Hartono, pemimpin redaksi sekaligus satu dari tiga Kurator dalam pemeran tersebut mengatakan, saat ini sudah seharusnya tidak ada batas dalam bentuk karya seni rupa. Pameran yang dibuka di Galeri Nasional,Jakarta Sabtu lalu dan akan berlangsung hingga 27 Juli nanti.






No comments:

Post a Comment

Blogger news

Blogroll