Makalah Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas pada
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Semester I Kelas XI
OLEH
KELOMPOK VI
Andi Devi Oktaviani (14854)
Asiyah (14912)
Sri Dian Fitriani (14871)
Nur Yusaerah (14789)
Kuarniati Rizka RQ (14814)
KATA PENGANTAR
Sembah sujud penulis panjatkan ke
hadirat Allah SWT karena anugerah dan rahmat-Nya jualah sehingga makalah
ini dapat terselesaikan.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah berusaha
semaksimal mungkin, yang mana telah memakan waktu dan pengorbanan yang
tak ternilai dari semua pihak yang memberikan bantuannya, yang secara
langsung merupakan suatu dorongan yang positif bagi penulis ketika
menghadapi hambatan-hambatan dalam menghimpun bahan materi untuk
menyusun makalah ini. Namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih
sangat jauh dari kesempurnaan, baik dari segi penyajian materinya maupun
dari segi bahasanya. Karena itu saran dan kritik yang bersifat
konstruktif senantiasa penulis harapkan demi untuk melengkapi dan
menyempurnakan makalah ini.
Pada kesempatan yang berbahagia inilah penulis dengan kerendahan hati
mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
:
- Bapak Ardiansyah, S. Pd, yang telah memberikan bimbingan berupa
bantuan, dorongan, saran sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini.
- Segenap keluarga utamanya kepada kedua orangtua yang telah
memberikan dokongan moril dan materil kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini.
- Teman-teman yang telah banyak membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Di atas dari segalanya, penulis kembalikan kepada Yang Maha
Kuasa atas segala rahmat dan taufiq-Nya yang telah menunjukkan yang baik
kepada penulis. Amin !
Watampone, September 2011
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………… i
KATA PENGANTAR ………………………………….. ii
DAFTAR ISI ………………………………………….. iii
BAB I PENDAHULUAN
- Latar Belakang ……………………………….. 1
- Rumusan Masalah ……………………………. 5
BAB II PEMBAHASAN
- Perkembangan Ajaran Islam pada Abad Pertengahan 6
- Perkembangan Ilmu Pengetahuan pada Abad Pertengahan…………………………………….. 13
- Perkembangan Kebudayaan Islam pada Abad Pertengahan…………………………………….. 19
- Hikmah Sejarah Perkembangan Islam pada Abad Pertengahan…………………………………….. 21
BAB III PENUTUP
- Kesimpulan ……………………………………. 24
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
- A. Latar Belakang
Dalam buku Ensiklopedi Islam, Jilid 2 (Jakarta, Ichtar Baru Van
Hoeve) dijelaskan bahwa sejarah Islam telah melalui tiga periode, yaitu
periode klasik (650-1250), periode pertengahan (1250-1800 M), dan
periode modern(1800-sekarang).
Pada periode klasik, Islam mengalami kemajuan dan masa keemasan. Hal
ini ditandai dengan sangat luasnya wilayah kekuasaan Islam, adanya
integrasi antarwilayah Islam, dan adanya kemajuan di bidang ilmu dan
sains.
Pada abad pertengahan, Islam mengalami kemunduran. Hal ini ditandai
dengan tidak adanya lagi kekuasaan Islam yang utuh yang meliputi seluruh
wilayah Islam, dan terpecahnya. Islam menjadi kerajaan-kerajaan yang
terpisah. Kerajaan-kerajaan itu antara lain:
- Kerajaan Ottoman di Turki
Kerajaan Ottoman didirikan dan diproklamasikan kemerdekaannya
oleh Utsman I dari bangsa Turki Utsmani, setelah Sultan Alauddin dari
Dinasti Saljuk meniggal dunia tahun 1300 M.
Utsman I dinobatkan sebagai raja (sultan) pertama dari kerajaan
Ottoman, yang disusul derngan raja-raja berikutnya. Kerajaan Ottoman
mengalami kemajuan pada masa pemerintahan Sultan Muhammad II (1451-1481
M). Sultan ini berjasa besar, karena telah menyebarluaskan Islam ke
Benua Eropa, melalui penaklukan kota Benteng Konstantinopel ibukota
Romawi Timur pada tahun 1453 M. Karena keberhasilannya ini, kemudian
Sultan Muhammad II mendapat julukan Al-Fatih yang artinya Sang Penakluk.
Kerajaan Ottoman mengalami masa keemasan pada masa pemerintahan
Sultan Sulaeman I (1520-1566 M), yang bergelar Sulaeman Agung dan
Sulaeman Al-Qanuni. Pada masa pemerintahannya kerajaan Ottoman memiliki
wilayah kekuasaan yang cukup luas, yaitu: Afrika Utara, Mesir, Hedzjaz,
Irak, Armenia, Asia kecil, Krimea, Balkan, Yunani, Bulgaria, Bosnia,
Hongaria, Rumania, sampai ke batas Sungai Danube dengan tiga lautan,
yaitu Laut Merah, Laut Tengah, dan Laut Hitam.
Namun, setelah Sulaeman Agung meninggal dunia, kerajaan Ottoman Turki
mengalami kemunduransehingga satu demi satu wilayah kekuasaannya
melepaskan diri.
- Kerajaan Mogul di India
Peranan umat Islam India dalam penyebarluasan agama Islam dapat
dilihat dalam empat periode, yaitu periode sebelum kerajaan Mogul
(705-1526 M), periode Moghul (1526-1858 M), periode masa penjajahan
Inggris (1858-1947 M), dan periode negara India Sekuler (1947-sekarang).
Kerajaan Mogul didirikan oleh Zahiruddin Muhammad Babur, keturunan
Jengiz Khan bangsa Mongol, pada tahun 1526 M. Kerajaan Mogul berputar di
Delhi (India).
Kerajaan Mogul diperintah secara silih berganti oleh 15 orang raja
(sultan). Sultan Kerajaan Mogul bernama Zahiruddin Muhammad Babur
(1526-1530 M) dan sultan terakhirnya bernama Sultan Bahadur Syah II
(1837-1858 M). Kerajaan Mogul mencapai puncak kejayaannya tatkala
diperintah oleh Akbar Syah I (1556-1605 M), Jahangir atau Nuruddin
Muhammad Jahangir (1605-1627 M), Syah Jihan (1627-1658 M), dan Aurangzeb
atau Alamgir I (1658-1707 M).
Wilayah kekuasaan Mogul meliputi Kabul, Lahore, Multan, Delhi, Agra,
Oud, Allahabad, Ajmer, Guzarat, Melwa, Bihar, Bengal, Khandes, Berar,
Ahmad Negar, Ousra, Kashmir, Bajipur, Galkanda, Tajore, dan
Trichinopoli.
- Kerajaan Safawi di Persia (sekarang Iran)
Umat Islam menguasai Persia sejak tahun 641 M. Setelah iyu,
bangsa Persia yang semula beragama Zoroaster berbondong-bondong masuk
Islam. Dinasti atau kerajaan Islam silih berganti memerintah Persia,
sampai dengan bangsa Mongol merebutnya pada abad ke-12 M. Selama tiga
abad bangsa Mongol menguasai Persia, hingga pada tahun 1501 M muncul
dinasti baru, yaitu dinasti atau Kerajaan Safawi.
Kerajaan Safawi didirikan oleh Syah Ismail Syafawi (Ismai I) pada
tahun 907 H (1501 M) di Tabriz. Kerajaan Safawi mencapai puncak
kejayaannya tatkala diperintah oleh Syah Abbas (1`585-1628 M). Beliau
berjasa mempersatukan seluruh Persia, mengusir Portugis dari kepulauan
Hormuz, dan nama pelabuhan Gumran diubah menjadi Bandar Abbas (sampai
sekarang). Syah Abbas juga memindahkan ibukota kerajaan dari Qizwan ke
Isfahan.
Setelah pemerintahan Syah Ismail Safawi berakhir, silih berganti
sultan-sultan Dinasti Safawi melanjutkan pemerintahannya hingga sebanyak
17 sultan. Sultan terakhir kerajaan Safawi bernama Sultan
Muhammad.
Tujuan penjajahan bangsa Eropa ada tiga, yaitu:
J
Gold yang maksudnya agar memperoleh keuntungan besar,
khususnya di bidang perdagangan bangsa Eropa, membeli bahan-bahan
industri dari wilayah jajahannya dengan harga murah, kemudian menjual
hasil industrinya ke wilayah jajahannya dengan harga mahal.
J
Glory yang maksudnya untuk mencapai kejayaan di bidang kekuasaan.
J
Gospel yang artinya usaha menyebarluaskan agama Kristen.
Agar meraih keuntungan besar, bangsa Eropa melakukan usaha monopoli
di bidang perdagangan, antara lain dengan cara merebut dan menguasai
pusat-pusat perdagangan yang semula dikuasai umat Islam. Pusapusat
perdagangan itu misalnya:
\ Kota Goa di pantai barat India direbut pada tahun 1510 M dan
dijadikannya benteng pangkalan, untuk menyaingi perdagangan umat Islam
dengan Afrika Timur.
\ Pelabuhan Malaka pada tahun 1511 M dikuasai dan dijadikan sebagai
benteng pangkalan untuk menyaingi perdagangan umat Islam di luar
Indonesia dengan Indonesia.
Akhirnya, setelah bangsa Eropa bertambah kuat, sedangkan
kerajaan-kerajaan Islam dan umat Islam semakin lemah terutama di bidang
ekonomi, militer, dan ilmu pengetahuan, maka kerajaan-kerajaan Islam dan
umat Islam di berbagai wilayah Asia-Afrika dijadikan negara jajahan
oleh bangsa Eropa.
- B. Rumusan Masalah
- Bagaimanakah perkembangan ajaran islam pada abad pertengahan?
- Bagaimanakah perkembangan ilmu pengetahuan pada abad pertengahan?
- Bagaimanakah perkembangan kebudayaan Islam pada abad pertengahan?
- Apakah hikmah sejarah perkembangan Islam pada abad pertengahan?
BAB II
PEMBAHASAN
- A. Perkembangan Ajaran Islam pada Abad Pertengahan (1250-1800)
Perkembangan Islam pada abad pertengahan ini dilakukan melalui
tiga jalan yang dilalui untuk memperkenalkan Islam pada masyarakat
Eropa. Ketiga jalan tersebut adalah :
Proses melalui jalan barat dimulai dari kawasan Afrika Utara
dengan melewati Semenanjung Iberia. Para pejuang Islam yang melalui
jalan ini dipimpin oleh Thariq bin Ziyad dan dimulai pada tahun 711 M.
Perjalanan Thariq dan rombongannya ini dikenal lantaran prestasinya yang
mampu melewati Pegunungan Pirenia yang pada waktu itu terkenal sangat
menakutkan. Namun, di kota Poitiers, Thariq dan rombongannya ditahan
oleh tentara Prancis yang dipimpin oleh Karel Martel pada 732 M.
Akhirnya, rombongan Thariq ini dibebaskan oleh Khalifah Umayyah yang
berkuasa di semenanjung Iberia.
Rute jalan tengah ini dimulai dari kawasan Tunisia. Rombongan
yang melewati jalan tengah ini menuju Apenina dengan melalui Sisilia.
Sisilia serta Italia Selatan sempat dikuasai oleh pejuang Islam meski
tidak terlalu lama. Sebab, pada abad 11, kedua kawasan tersebut berhasil
direbut oleh bangsa Nordia.
Pada 1453, Turki yang dipimpin Sultan Muhammad II mampu
mengalahkan Byzantium. Caranya dengan menyerang Konstantinopel melalui
laut Hitam yang merupakan bagian belakang Konstantinopel. Hal ini tidak
diduga oleh tentara Byzantium sehingga dengan mudah mampu ditundukkan.
Setelah menundukkan Byzantium, tentara Turki melanjutkan perjalanan
hingga Wina, Austria. Perjalanan dilanjutkan menuju Semenanjung Balkan.
Kawasan Balkan sempat dikuasai tentara Islam selama empat abad hingga
abad 19. Meski demikian, konstantinopel tetap berada dalam kekuasaan
dinasti Umayyah dan berganti nama menjadi Istambul.
Perkembangan Islam, mengalami dua fase yaitu fase kemajuan dan fase
kemunduran. Fase kemajuan terjadi pada tahun 650 -1250 M yang ditandai
dengan sangat luasnya kekuasaan Islam, ilmu dan sain mengalami kemajuan
dan penyatuan antar wilayah Islam dan fase kemunduran terjadi pada tahun
1250 – 1500 M. yang ditandai dengan kekuasaan Islam terpecah-pecah dan
menjadi kerajaan-kerajaan yang terpisah pisah. Kemunduran Islam pada
abad pertengahan, pada umumnya yang menjadi penyebab diantaranya adalah
sebagai berikut:
- Tidak menjaga dengan baik Wilayah kekuasaan yang luas
- Penduduknya sangat heteregin sehingga mengalami kendala dalam penyatuan
- Para penguasanya lemah dalam kepemimpinannya
- Krisis ekonomi
- Dekadensi moral yang tidak terkendali
- Apatis dan stagnasi dalam dunia iptek
- Konflik antar kerajaan Islam
Terlebih lagi setelah, pasukan Mughal yang dipimpin oleh Hulagu
Khan berhasil membumihanguskan Baghdad yang merupakan pusat kebudayaan
dan peradaban Islam yang kaya dengan ilmu pengetahuan, hal ini terjadi
pada tahun 1258 M. Saat itu kekhalifahannya dipimpin oleh khalifah Al
Mu’tashim, penguasa terakhir Bani Abbas di Baghdad.
Setelah Baghdad ditaklukkan Hulagu, umat islam dikuasai oleh Hulagu
Khan yang beragama Syamanism tersebut, kekuatan politik Islam mengalami
kemunduran yang sangat luar biasa. Wilayah kekuasaannya terpecah-pecah
dalam beberapa kerajaan kecil yang tidak bisa bersatu, satu dan lainnya
saling memerangi. Peninggalan-peninggalan budaya dan peradaban Islam
hancur ditambah lagi kehancurannya setelah diserang oleh pasukan yang
dipimpin oleh Timur Lenk.
Masa Tiga Kerajaan Besar (1500-1800)
Keadaan perkembangan Islam secara keseluruhan baru mengalami kemajuan
kembali walaupun tidak sebanding dengan masa sebelumnya ( klasik)
setelah berkembangnya tiga kerajaan besar yaitu kerajaan Usmani di
Turki, kerajaan Mughal di India dan kerajaan Safawi di Persia. Diantara
ketiga kerajaan tersebut yang terbesar dan paling lama bertahan adalah
kerajaan Usmani.
- a. Kerajaan Usmani
Kerajaan Utsmani didirikan oleh bangsa Turki dari kabilah Oghuz
yang mendiami daerah Mongol dan daerah utara negeri Cina yang bernama
Usmani atau Usmani I dan memproklamirkan diri sebagai Padisyah al Usman
atau raja besar keluarga Usman tahun 1300 M (699 H). Kerajaan yang
didirikan oleh Usmani ini selanjutnya memperluas wilayahnya ke bagian
Benua Eropa. Ia menyerang daerah perbatasan Bizantium dan menaklukkan
kota Broessa tahun 1317 M sehingga tahun 1326 M dijadikan sebagai
Ibukota Negara.
Pada masa pemerintahan Orkhan, kerajaan Usmani menaklukkan Azmir
tahun 1327 M, Thawasyannly tahun 1330 M, uskandar tahun 1338 M, Ankara
1354 M dan Gallipoli tahun 1356 M. Daerah-daerah tersebut adalah bagian
benua Eropa yang pertama kali diduduki kerajaan Usmani.
Kerajaan Usmani untuk masa beberapa abad masih dipandang sebagai
Negara yang kuat terutama dalam bidang militer. Kemajuan-kemajuan
kerajaan Usmani yaitu dalam bidang pemerintahan dan kemiliteran, bidang
ilmu pengetahuan dan budaya misalnya kebudayaan Persia,
Bizantium dan arab, pembangunan Masjid-Masjid Agung, sekolah-sekolah,
rumah sakit, gedung, jembatan, saluran air villa dan
pemandian umum dan di bidang keagamaan.misalnya seperti fatwa ulama yang
menjadi hukum yang berlaku.
Kerajaan Usmani sepeninggal Sultan Al Qanuni, mengalami kemunduran yang disebabkan oleh berbagai problema sebagai berikut:
- Penduduknya sangat heterogen
- Tidak dapat menguasai wilayah yang luas
- Kepemimpinannya lemah
- Terjadinya dekadensi moral
- Krisis ekonomi dan
- Ilmu dan tekhnologi stagnan.
- Kerajaan Safawi Di Persia
Kerajaan Syafawi, mulanya adalah sebuah gerakan tarekat yang
berdiri di Ardabil (Azerbaijan). Tarekatnya bernama tarekat Safawiyah,
nama ini diambil dari nama pendirinya yang bernama Safi-Al Din dan nama
Syafawi dilestarikan setelah gerakannya berhasil mendirikan kerajaan.
Jalan hidup yang ditempuh Al Din adalah jalan sufi dan mengembangkan
tasawuf Safawiyah menjadi gerakan keagamaan yang sangat berpengaruh di
Persia, Syiria dan Anatolia. Yang semula bertujuan memerangi orang-orang
yang ingkar dan memerangi orang-orang yang ahli bid’ah. Lama kelamaan
pengikut tarekat Syafawiyah berubah menjadi tentara dan fanatik dalam
kepercayaan dan menentang keras terhadap orang selain Syiah
Dalam perkembangannya, kerajaan Syafawi selanjutnya dipimpin oleh
Ismail yang baru berusia tujuh tahun. Ismail beserta pasukannya yang
bermarkas di Gilan selama limabelas tahunmempersiapkan kekuatannya dan
mengadakan hubungan dengan para pengikutnya di Azerbeijan, Syiria dan
Anatolia dan pasukan tersebut dinamai Qizilbash atau baret merah.
Saat kepemimpinan Ismail, pada tahun 1501 M, pasukannya dapat
mengalahkan AK Koyunlu di Sharur dan Tabriz sehingga Ismail
memproklairkan dirinya menjadi raja pertama dinasti Syafawi dan berkuasa
selama 23 tahun.
Masa keemasan kerajaan Syafawi terjadi pada masa kepemimpinan Abbas I
yaitu di bidang pilitik, ekonomi, ilmu pengetahuan dan bidang
pembangunan fisik dan seni. Kemajuan yang dicapainya membuat kerajaan
Syafawi menjadi salah satu dari tiga kerajaan besar Islam yang
diperhitungkan oleh lawan-lawannya terutama dibidang politik dan
militer.
Setelah mengalami kejayaan, kerajaan Safawi tidak lama kemudian mengalami kemunduran penyebabnya adalah antara lain:
a. Kemerosotan moral para pemimpin kerajaan
b. Konflik yang berkepanjangan dengan kerajaan Usmani dan
c. Pasukan yang dibentuk Raja Abbas I yaitu pasukan Ghulam tidak memiliki jiwa pratirotik
c. Kerajaan Mughal di India
Kerajaan Mughal adalah kerajaan yang termuda diantara tiga kerajaan
besar Islam. Kerajaan ini didirikan oleh Zahiruddin Babur (1482-1530).
Babur dengan bantuan Raja Safawi dapat menaklukkan Samarkhad tahun 1494
M. Tahun 1504 M dapat menduduki Kabul ibukota Afganistan. Setelah itu,
Raja Babur mengadakan ekspansi terus-menerus.
Kemajuan – kemajuan kerajaan mughal diantaranya:
- Di bidang Ekonomi, mengembangkan program pertanian,
pertambangan, dan perdagangan. Masalah sumber keuangan Negara lebih
banyak bertumpu pada sektor pertanian
- Di bidang seni dan budaya misalnya karya sastra gubahan penyair
istana, penyair yang terkenal yaitu Malik Muhammad Jayazi dengan
karyanya padmavat (karya yang mengandung pesan kebajikan jiwa manusia),
karya-karya arsitektur seperti istana fatpur Sikri di Sikri, vila dan
masjid-masjid
Pada tahun 1858 M kerajaan Mughal juga mengalami kemerosotan, penyebabnya antara lain:
- Kemerosotan moral dan para pejabatnya bermewah-mewahan
- Pewaris kerajaan dalam kepemimpinannya sangat lemah dan
- Kekuatan mililernya juga lemah
- Perkembangan Ilmu Pengetahuan pada Abad Pertengahan
Salah satu hasil yang bisa dilihat dan dirasakan dalam proses
perkembangan Islam di Abad pertengahan ini di antaranya adalah majunya
ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Diakui atau tidak, ilmu pengetahuan dan
kebudayaan Eropa memiliki basis dari Islam. Hal ini terjadi dalam
proses masuknya Islam ke kawasan Eropa, baik melalui proses perdagangan
maupun dalam peristiwa besar sejarah seperti perang salib.
Ada beberapa sektor penting yang muncul sebagai pengaruh perkembangan
Islam di abad pertengahan. Beberapa sektor tersebut diantaranya :
Di bidang politik, kawasan Eropa sempat mengalami balance of
power pada tahun 750 M. Hal ini terjadi baik di kawasan barat maupun
timur. Di kawasan barat, muncul permusuhan antara bani Umayyah II yang
berkuasa di Andalusia dengan kekaisaran Karolong dari Prancis. Sementara
di kawasan timur, muncul pula perseteruan antara Bani Abbasyah dengan
kekaisaran Byzantium di kawasan Balkan. Di sisi lain, bani Abbasyah juga
memiliki perseteruan dengan bani Umayyah. Pun, kekaisaran Karoling
berseteru dengan Byzanium timur dalam masalah perebutan wilayah Italia.
Akhirnya, muncullah perseketuan pada keempat pihak tersebut. dimana bani
Abbasyah bersekutu dengan kekaisaran Karoling. Sedangkan bani Umayyah
II menjalin hubungan baik dengan Byzantium timur. Proses persektutuan
ini sendiri pecah, pada saat terjadinya perang salib yang terjadi pada
tahun 1096-1291.
Andalusia yang sudah dikuasai Islam pada 711 M dan
konstantinopel pada 1453 M, menjadikan sektor perdagangan Eropa banyak
dikuasai oleh pedagang Islam. Hal ini karena kawasan tersebut kemudian
dijadikan sebagai salah satu jalur perdagangan Asia ke Eropa. Kondisi
ini menjadikan negara Islam memiliki dominasi dalam sistem perdagangan
yang diterapkan di kawasn tersebut.
Dengan masuknya bangsa Arab ke kawasan Eropa, menjadikan bangsa
Eropa mampu memahami pemikiran kuno yang banyak didominasi dari bangsa
Yunani serta Babilonia. Ada beberapa tokoh dari kedua kawasan tersebut
yang dianggap sebagai tokoh-tokoh yang mampu mengubah pemikiran dunia.
Diantaranya adalah :
Al Farabi (780-863)
Al Farabi merupakan tokoh yang mengumpulkan dan menerjemahkan
buku-buku karya Aristoteles. Oleh karenanya, Al Farabi juga dijuluki
sebagai guru kedua, sementara julukan guru pertama diberikan kepada
Aristoteles. Selain itu, Al Farabi juga banyak menulis buku yang terkait
dengan masalah filsafat dasar yang tidak kalah hebat dengan
Aristoteles.
Ibnu Rusyd (1120-1198)
Dikenal juga dengan nama Averoos. Pemikirannya di kawasan Eropa
dikenal dengan nama Averoisme yang mengajarkan tentang kebebasan
berfikir. Inilah yang menjadi dasar munculnya reformasi pada abad 16 M
serta terjadinya gerakan rasionalisme pada abad 17 M. Buku-buku karya
Ibnu Rusyd ini bisa ditemukan di perpustakaan Eropa serta Amerika. Karya
dari Ibnu Rusyd banyak disebut dengan nama Bidayatul Mujtahid serta
Tahafutut Tahaful.
Ibnu Sina (980-1060)
Merupakan tokoh yang banyak mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang
kesehatan. Hal ini karen Ibnu Sina yang dikenal juga dengan Avecia
adalah dokter yang berasal dari kota Hamzan Persia. Ide Ibnu Sina yang
paling terkenal adalah wahdatul wujud atau paham yang memperkenalkan
tentang segala sesuatu serba wujud. Bukunya yang banyak berpengaruh
dalam ilmu kedokteran dunia adalah Al Qanun fi At Tibb.
Banyak pemuda Eropa yang belajar di universitas-unniversitas
Islam di Spanyol seprti Cordoba, Sevilla, Malaca, Granada dan Salamanca.
Selama belajar di universitas-universitas tersebut, mereka aktif
menterjemahkan buku-buku karya ilmuwan muslim. Pusat penerjemahan itu
adalah Toledo. Setelah mereka pulang ke negerinya, mereka mendirikan
seklah dan universitas yang sama. Universitas yang pertama kali berada
di Eropa ialah Universitas Paris yang didirikan pada tahun 1213 M dan
pada akhir zaman pertengahan di Eropa baru berdiri 18 universitas. Pada
universitas tersebut diajarkan ilmu-ilmu yang mereka peroleh dari
universitas Islam seperti ilmu kedokteran, ilmu pasti dan ilmu filsafat.
Banyak gambaran berkembangnya Eropa pada saat berada dalam kekuasaan
Islam, baik dalm bidang ilmu pengetahuan, tekhnologi, kebudayaan,
ekonomi maupun politik. Hal-hal tersebut antara lain sebagai berikut.
1. Seorang sarjana Eropa, petrus Alfonsi (1062 M) belajar ilmu
kedokteran pada salah satu fakultas kedokteran di Spanyol dan ketika
kembali ke negerinya Inggris ia diangkat menjadi dokter pribadi oleh
Raja Henry I (1120 M).
2. Cordoba mempunyai perpustakaan yang berisi 400.000 buku dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan
3. Seorang pendeta kristen Roma dari Inggris bernama Roger Bacon (1214-1292 M) mempelajari bahasa Arab di Paris (1240-1268 M).
4. Seorang sarjana berkebangsaan Perancis bernama Gerbert d’Aurignac
(940-1003 M) dan pengikutnya, Gerard de Cremona (1114-1187 M) yang lahir
di Cremona, Lombardea, Italia Utara, pernah tinggal di Toledo, Spanyol.
5. Apabila kerajaan-kerajaan non muslim mengalahkan kerajaan-kerajaan
Islam, maka yang terjadi adalah pembumihangusan kebudayaan Islam dan
pembantaian kaum muslim.
6. Banyak sarjana-sarjana muslim yang berjasa karena telah meneliti
dan mengembangkan ilmu pengetahuan, bahkan karya mereka diterjemahkan ke
dalam bahasa Eropa meskipun ironisnya diakui sebagai karya mereka
sendiri.
Akibat atau pengaruh dari perkembangan ilmu pengetahuan Islam ini
menimbulkan kajian filsafat Yunani di Eropa secara besar-besaran dan
akhirnya menimbulkan gerakan kebangkitan atau renaissans pada abad
ke-14. berkembangnya pemikiran yunani ini melalui karya-karya terjemahan
berbahasa arab yang kemudian diterjemahkan kembali ke dalam bahasa
latin. Disamping itu, Islam juga membidani gerakan reformasi pada abad
ke-16 M, rasionalisme pada abad ke-17 M, dan aufklarung atau pencerahan
pada abad ke-18 M.
Nasib kaum muslim di Spanyol sepeninggal Abu Abdullah Muhammad
dihadapakan pada beberapa pilihan antara lain masuk ke dalam kristen
atau meninggalkan spanyol. Bangunan-bangunan bersejarah yang dibangun
oleh Islam diruntuhkan dan ribuan muslim mati terbunuh secara tragis.
Pada tahun 1609 M, Philip III mengeluarkan undang-undang yang berisi
pengusiran muslim secara pakasa dari spanyol. Dengan demikian, lenyaplah
Islam dari bumi Andalusia, khusunya Cordoba yang menjadi pusat
kebudayaan dan ilmu pengetahuan di barat sehingga hanya menjadi
kenangan.
- Perkembangan Kebudayaan Islam Pada Abad Pertengahan
Perkembangan kebudayaan Islam timbul setelah diawali sederetan
kebudayaan manusia dan seiring dengan sederetan kebudayaan setelahnya.
Kebudayaan-kebudayaan Islam pada abad pertengahan yang menonjol
diantaranya:
Dalam perkembangan arsitektur Islam berupa bangunan-bangunan Masjid
yang indah seperti Masjid Al Muhammadi, Masjid Agung Sulaiman dan Masjid
Abi Ayyub Al Anshari dengan hiasan-hiasan kaligrafi yang indah. Selain
itu terdapat 235 bangunan dibangun dan dikoordinasi oleh Sinan, arsitek
yang berasal dari Anatolia. Perkembangan kebudayaan Islam tersebut
terjadi pada masa kerajaan Usmani.
Pada masa kerajaan Safawi telah berhasil membuat Isfahan menjadi
ibukota dan kota yang indah yang terdiri dari bangunan-bangunan seperti
masjid, rumah-rumah sakit, sekolah-sekolah, jembatan raksasa di atas
Zende Rud, dan Istana Chihil Sutun, taman-taman wisata yang ditata
dengan indah. Di Isfahan terdapat 162 masjid, 48 akademi, 1802
penginapan dan 273 pemandian umum. Dalam bidang seni, gaya arsitek
bangunan-bangunannya sangat kentara, misalnya masjid Shah (1611 M dan
masjid Syaikh Lutf Allah (1603 M. Unsur seni lainnya seperti kerajinan
tangan, karpet, permadani, pakaian, keramik,tenunan, mode, tembikar, dan
seni lukis.
Selain yang tersebut, perkembangan budaya Islam juga berkembang di
kerajaan Mongol misalnya karya seni yang menonjol adalah karya sastra
gubahan penyair istana, baik yang berbahasaPersia maupun India. Malik
Muhammad Jayazi adalah penyair India yang terkenal dan menghasilkan
karya besar “Padmavat”, Abu Fadl dengan karyanya Akhbar nama dan Aini
Akhbari yang memaparkan sejarah kerajaan Mongol dengan figure
kepemimpinannya. Dalam hal seni terdapat karya-karya arsitektur yang
indah seperti Istana Fatpur Sikri di Sikri, vila dan masjid-masjid yang
megah nan indah seperti masjid yang berlapiskan mutiara dan Taj Mahal di
Agra, Masjid Raya Delhi dan istana indah di Lahore.
Pada abad pertengahan muncul nama-nama yang terkenal yaitu para sastrawan yang hidup pada abad pertengahan yaitu diantaranya:
a. Fuzuli dengan karyanya yang berjudul Shikeyetname atau pengasuan. Ia tinggal di Irak dan wafat tahun 1556
b. Jalaluddin Ar Rumi yang mendapat gelar Maulana atau tuan kami
dengan karyanya Diwan Syams-I Tabriz yaitu kumpulan puisi yang terdiri
dari 33.000 bait dan Masnawi yang terdiri dari 26.660 dan dibuat dalam
waktu 10 tahun. Ia lahir di Afganistan tahun 1207 M dan wafat di Turki
tahun 1273 M
c. Sa’adi Syiraj yaitu sastrawan dari Persia dengan karyanya yang berjudul Bustan atau kebun
buah dan Gulistan yang berisi tentang kata-kata mutiara, kisah-kisah, nasehat-nasehat, renungan dan humor.
d. Fariduddin Al Attar dengan karyanya Mantiq At Tair atau musyawarah
bunga, Tadzkiratul Auliya dan Pend Namah atau kitab nasihat.
e. Hamzah Fansuri, Nuruddin Ar Raniri dan Syamsudin Pasai, sunan
kalijaga, sunan Bonang dan Kiageng Selo. Karya-karya mereka berisi
tentang nasehat-nasehat agama
D. Hikmah Sejarah Perkembangan Islam pada Abad Pertengahan
Ada beberapa manfaat yang dapat kita ambil dari sejarah perkembangan Islam pada abad pertengahan, diantaranya sebagai berikut.
- Meskipun Bani Umayyah telah dihancurkan oleh Bani Abbasyah,
perluasan wilayah Islam masih terus dilanjutkan sehingga dengan demikian
kebudayaan Islam tetap berkembang di Eropa. Hal tersebut menandakan
bahwa semangat kaum muslim dalam meraih cita-cita sangat tinggi sehingga
melahirkan persatuan dan kesatuan yang sangat dibutuhkan dalam
mewujudkan hal tersebut. Hal ini terbukti dalam setiap perluasan
wilayah, kaum muslim mampu menguasai Spanyol dalam waktu sekitar delapan
abad (711-1492 M) dan menguasai Semenanjung Balkan sekitar 4 abad
(1453-1918 M)
- Niat yang tulus ketika melakukan sesuatu karena Allah sangat
dibutuhkan, ketika niat telah berubah menjadi orientasi terhadap
kekuasaan atau harta, maka dengan cepat kehancuran akan menimpa. Hal
tersebut telah banyak dibuktikan pada peristiwa-peristiwa runtuhnya
daulah bani Umayyah, bani Abbasyah, dan bani Umayyah II di Andalusia
serta kerajaan atau pemerintahan lain dimanapun berada
- Penaklukan wilayah yang demikian luas dilakukan oleh kaum muslim
saat itu berdasarkan pada permintaan penduduk suatu negara yang ditindas
oleh pemimpin mereka sendiri. Hal tersebut dikarenakan penduduknya
berada dibawah pemerintahan yang zalim atau karena kerajaan tersebut
telah mengganggu wilayah-wilayah Islam. Oleh karena itu, kaum muslim
telah bertindak sebagai pembebas masyarakat suatu negara dari tindakan
pemerintah mereka yang sewenag-wenang dan bukan bertindak sebagai
penjajah atas suatu negara. Penduduk yang dibebaskan tetap diberikan
keleluasan untuk menjalankan agama atau kepercayaan mereka masing-masing
meskipun upaya penyebaran agama Islam senantiasa dilakukan.
- Islam memiliki kontribusi yang sangat besar dalam upaya menyebarkan
ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Eropa memiliki kemajuan saat ini salah
satunya disebabkan jasa sarjana-sarjana muslim yang telah menjadi mata
rantai perkembangan ilmu pengetahuan kepada masyarakat Eropa saat itu.
BAB III
PENUTUP
- A. Kesimpulan
Perkembangan Islam pada abad pertengahan ini dilakukan melalui
tiga jalan yang dilalui untuk memperkenalkan Islam pada masyarakat
Eropa. Ketiga jalan tersebut adalah Jalan Barat , Jalan Tengah , Jalan
Tiimur
. Perkembangan Islam, mengalami dua fase yaitu
fase kemajuan dan fase kemunduran. Keadaan perkembangan Islam secara
keseluruhan baru mengalami kemajuan kembali walaupun tidak sebanding
dengan masa sebelumnya ( klasik) setelah berkembangnya tiga kerajaan
besar yaitu kerajaan Usmani di Turki, kerajaan Mughal di India dan
kerajaan Safawi di Persia. Ada beberapa sektor penting yang muncul
sebagai pengaruh perkembangan Islam di abad pertengahan. Beberapa sektor
tersebut diantaranya bidang Politik, bidang Ekonomi Sosial, bidang
Kebudayaan, bidang Pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
http://deniz.ucoz.com/news/perkembangan_islam_pada_abad_pertengahan/2009-10-27-22