Wednesday, July 4, 2012

Tidak Selamanya Pendidik diidentikkan dengan Guru



Tema :

Menjadi Pendidik

Tidak Selamanya Pendidik diidentikkan dengan Guru

     Guru, kata yang sudah tidak asing lagi di telingan banyak orang. Bahkan telah banyak istilah yang telah mengagung-agungkan nama guru. Seperti pahlawan tanpa tanda jasa. Tapi tahukah, bahwa menjadi seorang pendidik itu tidak hanya dengan menjadi tenaga pengajar yang tercatat dinas, seperti PNS.

      Seorang pendidik sebenarnya sudah ada dalam diri kita, bahkan tanpa kita sadari diri kita sendirilah yang menjadi pendidik itu. Contoh kecil saja, seorang kakak yang mengajarkan adiknya cara berhitung, secara otomatis kakak tersebut akan menjadi seorang pendidik. Mendidik sendiri tidak dapat dikategorikan untuk mengajarkan sesuatu hal yang baik. Bisa saja orang mendidik seseourang menjadi lebih buruk. Hal tersebut tetap masuk dalam katagori mendidik.

    Di masyarakat sendiri orang-orang banyak yang tidak menyadari bahwa mereka sedang melakukan hal yang tergolong mendidik. Jadi, mereka tetap menjalankan sesuatu hal yang buruk tanpa memedulikan bahwa diri mereka telah menjadi sorotan oleh masyarakat. Contohnya saja para pejabat yang melakukan korupsi. Mereka diliput oleh begitu banyak media dan disiarkan secara nasional kepada seluruh masyarakat Indonesia. Para pejabat yang korupsi itu telah mendidik para pemuda penerus bangsa untuk menjadi seperti mereka. Memang semua orang mengetahui kalau korupsi itu tidak baik. Tapi toh dari tahun ke tahun, pergantian generasi korupsi  itu masih ada. Jadi secara tidak langsung orang-orang yang melakukan korupsi di tahun ini karena telah mendapat didikan dari orang-orang yang melakukan korupsi di tahun-tahun sebelumnya.

         Guru. Tidakkah kita menyadari bahwa di sekolah tidak hanya guru yang mendidik siswa. Melainkan siswa pun yang mendidik guru. Cara mengajar guru itu merupakan didikan dari siswanya. Mengapa? Guru akan berusah semaksimal mungkin untuk menyesuaikan caranya mengajar agar semua siswanya dapat mngerti apa yang ia ajarkan. Mungkin jika ada sebagian guru yang tidak setuju akan hal ini, mereka hanya mengajar demi memenuhi kewajibannya, tetapi tidak memenuhi hak dari siswanya.

            Didikan yang bermanfaat akan menghasilkan hal yang luar biasa, sebaliknya didikan yang merusak akan membawa bencana bagi kehidupan. Alam. Tuhan menitipkan alam bagi umat manusia agar manusia memelihara dan secara tidak langsung mendidik alam. Seperti halnya sebuah pohon. Pohon bertumbuh sebagaimana didikan kita. Jika kita merawatnya dengan baik, menyiram, meletakkannya di tempat yang terkena sinar matahari, tentu pohon itu akan berfotosintesis dan menghasilkan buah yang bermanfaat bagi kita. Sedangkan apabila didikan kita buruk kepada pohon tersebut seperti meletakkannya di dalam ruangan untuk hiasan tanpa terkena sinar matahari, bagaimana pohon tersebut dapat berfotosintesis dan menghasilkan buah yang nantinya akan bermanfaat bagi kita. Justru pohon di dalam ruangan tersebut akan mendatangkan kerugian bagi kita. Pohon tersebut akan merebut oksigen di dalam rungan jika malam hari datang.

           Semua profesi dalam kehidupan kita ini sebenarnya dapat diidentikan dengan "pendidik". Tanpa kita sadari dan biasanya berlangsung begitu saja. Oleh karena itu, sebaiknya setiap perbuatan, ucapan, bahkan pikiran kita harus selalu dijaga agar tidak memberikan didikan yang buruk bagi lingkungan kita dan bahkan bagi diri kita sendiri. Belajarlah mendidik diri sendiri dengan baik, niscaya kita akan dapat mendidik kehidupan kita menuju kebahagiaan dan kesejahteraan.


No comments:

Post a Comment

Blogger news

Blogroll